Mayoritas konten-konten di media sosial sekarang berisi pamer kekayaan dan kemewahan. Mereka tahu bahwa banyak orang yang menginginkan itu karena yang di bawah mereka jauh lebih banyak jumlahnya. Tentu saja jika ingin memamerkan maka harus dilakukan kepada orang yang di bawahnya. Jika pamer kepada orang yang di atasnya, sama saja mereka mempermalukan diri mereka sendiri.
Mereka tidak peduli dengan kita, baik psikologis maupun lainnya. Mereka hanya ingin pamer dan diakui, ditambah dengan mereka ingin semakin memperkaya diri mereka sendiri dengan memanfaatkan orang di bawah mereka yang mungkin hanya sebatas iseng menonton atau sebagai motivasi atau tai-taian lainnya.
Apa yang kita lihat di media sosial mengakibatkan algoritma dari media sosial tersebut menampilkan konten yang sering kali kita lihat.
Selalu ada sisi positif dan negatif dari apapun. Namun kali ini, sisi negatifnya yang akan kita bahas.
Jika mindset kita masih labil atau belum konsisten, yang mana masih mudah untuk terpengaruh, maka ini bisa merubah kita dan jika kita tidak sanggup memenuhinya bisa berakibat buruk yang orang pamer tersebut tidak peduli karena bukan masalahnya secara pribadi.
Berikut ini adalah beberapa dampak negatifnya;
- Menjadi kurang bersyukur
Kita akan selalu mengeluh dengan kondisi kita. Mengeluh merupakan tanda kurang bersyukur. Tidak ada ketenangan di hidup kita. Selalu membandingkan dengan nasib orang-orang yang banyak harta.
Rumput tetangga selalu terlihat lebih hijau, bahkan jika kita ganti sudut pandangnya, pun sama saja. Mereka melihat rumput tetangganya, yaitu kita, terlihat bahwa rumput kita lebih hijau.
Lihatlah kebawah, masih banyak orang yang lebih kesusahan dibanding kita. Kebutuhan kita sudah tercukupi. Keinginan kita sebagian sudah terlaksana. Coba bandingkan dengan mereka yang berada di bawah kita. Bukan dengan pamer, setidaknya kita harus peduli dengan mereka. Jika tidak bisa membantunya, setidaknya jangan kita manfaatkan mereka demi memperkaya diri kita sendiri.
Cobalah untuk bersyukur. Apapun dan bagaimanapun itu, jika kita bersyukur maka hidup kita akan tenang dan selalu merasa tercukupi.
- Semakin overthinking
Overthinking adalah keadaan di mana kita memikirkan segala hal secara berlebihan. Bisa jadi hal yang kita pikirkan merupakan hal sepele, namun kita membuatnya menjadi sangat rumit.
Merasa kecewa dengan pencapaian kita merupakan hal yang wajar, agar kita memperbaikinya lagi demi hasil yang maksimal. Jadikan pencapaian kita sebagai hal yang bisa membuat kita menjadi semakin baik. Jangan kita bandingkan dengan pencapaian orang lain. Bahkan buah di batang yang sama, tidak semuanya matang di waktu yang sama.
Mulai dan lakukan saja. Sudahi overthinking-mu. Itu membuat dirimu lelah dan semakin putus asa.
- Menyia-nyiakan waktu
Seperti poin-poin di atas, mengeluh dan overthinking hanya menyia-nyiakan waktumu. Waktu kita yang berharga terbuang sia-sia saat kita terus membandingkan diri kita dengan orang lain.
Syukuri pencapaian dan keadaan kita. Hentikan membandingkan diri kita dengan orang lain. Isi waktu kita yang berharga dengan hal baik dan produktif.
Seperti yang kita tahu tekanan ataupun lelah secara emosi atau psikis lebih lama sembuh jika dibandingkan secara fisik, bahkan bisa bersifat permanen dan lebih berbahaya. Contohnya menjadi seorang psikopat.
Perlu kita ingat bahwa setiap orang memiliki kelebihan & kekurangan. Setiap orang memiliki proses dan hasil yang berbeda. Setiap orang memiliki waktu yang berbeda. Jangan tuntut waktu kita untuk sama dengan mereka, begitu juga sebaliknya.